Beranda

Langsung ke konten utama

Berdamai dengan Quarter Life Crisis


Mungkin beberapa teman instagram bakal tahu kalau aku, 1-2 tahun ini mengalami quarter life crisis, saking seringnya posting feed atau igs yang isinya galau-galauan sama hidup. 

Tapi ya nggak secara frontal seh bilang kalau aku lagi di fase bimbangnya orang-orang dewasa muda ini 😂.

Kerja apa ya? Mau jadi apa ya aku di masa depan? Habis ini mau ngapain? 

Hanya sebagian pertanyaan yang mampir di kepala. Kadang kabel-kabel syaraf di otak malah nggak berhenti mikir macem-macem, lalu overthinking lalu susah tidur. 

Ambyaar.

Sampai tulisan ini dibuat pun, meski judulnya meyakinkan sekali, sepertinya akan berisi tips-tips ampuh melalui QLC, percayalah mungkin aku masih akan overthinking malam-malam 😆. Mungkin juga akan tetap mempertanyakan tentang hidup.     
                               

Tapi setidaknya dengan menuliskannya, aku ingin membaca kembali hal-hal yang kuikhtiarkan untuk dealing, untuk berdamai, untuk keluar perlahan dari Quarter Life Crisis. Jika nantinya ia menghantuiku lagi, aku bisa kembali kesini dan lebih rileks menghadapinya.

Dan semua hal yang kutuliskan disini hanya berdasarkan pengalamanku, bukan saran psikolog atau ahli. Kalau kamu merasa butuh bantuan banget untuk melalui QLC, kamu bisa mendapatkan saran dari profesional. Ok? 😉

Baiklah.
Hal pertama yang coba kulakukan adalah Tidak Berhenti.


Berada di persimpangan dan mempunyai banyak sekali pertanyaan tentang hidup, di suatu waktu membuatku lelah. 

Bisa nggak sih waktu ini berhenti semenit aja, aku lagi nggak mau ngapa-ngapain. Aku mau tenang sebentar, nggak mau mikirin apapun.

Tapi waktu terus berjalan, umur terus bertambah, dan nggak bisa hanya diam saja memikirkan semua hal.

Maka aku memutuskan untuk terus belajar. Apa saja yang sedang ingin kucoba dan kupelajari.

Ikutan kelas-kelas menulis dan content writer. Ngirim cerpen-cerpen untuk dibukukan. Join grup KIMI buat cari komunitas online di tengah QLC. Nyoba jualan di olshop meski macet-macetan hahaha. 

Intinya, tidak membiarkan diri terpasung di lubang pertanyaan-pertanyaan itu.

Dan tidak lelah untuk berusaha mengenali diri sendiri. Meski nyatanya ini bisa jadi PR seumur hidup, tapi di fase QLC, knowing our self bisa sangat membantu. Untuk mengenali lagi impian yang sempat dilupakan, atau  ability sesungguhnya yang bertahun terpendam.

Mendekati Psikolog atau Psikiater.


Di fase QLC, aku sangat terbantu dengan mendengarkan video-video di channel youtube Satu Persen. Di salah satu postingannya, ada yang khusus membahas tentang cara mengatasi QLC. 

Kalau mau lebih komplit, juga bisa ikut mentoringnya doi, dan kamu bisa konsultasi dengan psikolog yang mereka punya.

Di instagram juga banyak akun-akun yang bahas tentang hidup atau psikologi, semisal meaningful.me atau biro psikologi dinamis. 

Lalu dr. Jiemi Ardian, psikiater. Beliau sering bikin postingan tentang kesehatan jiwa, dan kalau nggak salah bisa konsultasi online juga.

Do What We Can Do Now


Kalau sudah berusaha nanyain ke diri sendiri berkali-kali keinginan sebenarnya doi itu apa, tapi masih juga nggak ketemu dan malah tambah bikin pusing.

Lakukan saja apapun yang bisa dilakukan.

Bukan menyerah pada takdir, tapi berbuat sesuatu terkadang lebih penting daripada terus berpikir tanpa henti.

Mungkin mulai jualan di olshop. Bikin kue terus dititipkan di warung. Bantu usaha orangtua. Ngajar privat. Atau belajar sesuatu seperti poin pertama diatas, posting di media sosial buat nambah portofolio, atau dibikin bisnis sekalian.

(Hei, atau bisa liburan. Travelling ke tempat yang selama ini diinginkan, menghirup udara sejenak 😉)

Terakhir, Stay Connected.
Sama Tuhan. Sama keluarga. Sama teman-teman.


Kita nggak sendirian dengan semua pikiran itu.

Kita masih punya orang lain sebagai tempat bersandar. Masih ada Tuhan yang bersedia dengerin apapun curhat kita. Atau sesimple baca-baca microblog akun-akun psikologi di atas, atau dengerin youtubenya Satu Persen.

Ternyata juga banyak orang lain di luar sana yang lagi di fase yang sama.

Dan it's okay.

Sama seperti fase-fase lainnya dalam hidup, QLC juga perlahan akan berlalu. 

Virtual hug send...🤗😘

LINK AKUN 

*Writing Class: 
Kelas_official (kalau ini tidak hanya soal kepenulisan, tapi juga ada kelas fotografi, make up, skrip film dan lain-lain)





*Satu Persen (Youtube):

Komentar

  1. Semangatt melewati QLC untuk aku dan kaci jugaa 😃✊🏻

    BalasHapus
  2. Hai mbak. Ngga sengaja nemu tulisan ini. Jadi merasa aku bukan satu2nya. Hihi. Sama nih aku juga nyoba tetep berjalan meski kadang terseok *halah. Makasih tulisannya ya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga mba. Makasih udah mampir 😇
      Betul di luar sana juga banyak yg samaan sama kita mba hihi. Sama2 berjuang ya mba, smoga langkah kita selalu dikuatkan 🤗❤

      Hapus

Posting Komentar

Komentar anda akan ditampilkan setelah ditinjau