Beranda

Langsung ke konten utama

HE IS PSYCHOMETRIC; Drama Misteri dengan Kompleksitas Emosi

"Siapa yang tidak punya kenangan buruk? Kita berjuang untuk melalui dan menyembunyikannya. Begitulah cara hidup semua orang."
(Kim Hyo Jin)
***

Poster

Drama misteri terbaru tvN, He Is Psychometric, menayangkan episode pamungkasnya Selasa malam (30/5). HIP dihabiskan di episode ke 16 dan mendapatkan rating sebesar 2,3%, persentase yang lumayan untuk ukuran tivi kabel.

HIP mengudara tiap Senin dan Selasa malam waktu Korea. Kata "psychometric" dalam judulnya sendiri berarti "jiwa" dan "ukuran" dalam bahasa Yunani, yang memiliki arti kemampuan untuk mengukur dan menafsirkan jiwa atau benda.

PLOT
Tahun 2005, terjadi kebakaran besar di Apartemen Yeongsong. Nyala api bersumber dari satu unit, dimana empat orang wanita ditikam dan dibunuh secara keji. Banyak orang menjadi korban dalam peristiwa ini, dan Yoon Tae Ha, sang satpam apartemen dituduh menjadi pelaku tunggal.

Peristiwa nahas ini membekas dan menjadi kenangan menyakitkan. Bagi Lee An (Park Jinyoung Got7) yang kehilangan kedua orangtua, Kang Seong Mo (Kim Kwon) yang ibunya turut menjadi korban penikaman, serta Yoon Jae In (Shin Ye Eun) yang ayahnya menjadi tersangka. Kelindan tali hubungan ini juga turut menyeret Eun Ji Soo (Dasom SISTAR), detektif wanita, anak tunggal Komisaris Polisi Eun yang dulu bertugas menyelidiki kasus Yeongsong.

Sejak kehilangan kedua orangtua itulah, Lee An dianugerahi kemampuan psikometri. Jika bersentuhan langsung dengan seseorang atau benda ia akan mampu membaca memorinya. Ingatan menyakitkan, kenangan bahagia, serta kejadian lampau akan hadir dan membayang di benaknya. Meski parasnya rupawan, kemampuan intelektualnya tidak sehebat itu.

Saat SMA, An bertemu dengan Jae In secara tidak sengaja. Jae In menuduh An sebagai orang mesum dan melaporkannya ke polisi. An yang tidak terima kemudian mencari pelaku sebenarnya. Keduanya menjadi dekat lantas saling jatuh cinta. Suatu hari, kabar mengenai ayah Jae In yang seorang tersangka pembunuhan tersebar di sekolah. Jae In pergi tiba-tiba dan hanya meninggalkan pesan yang hanya bisa diketahui An lewat psikometri.

Beberapa tahun berlalu, An sering dimintai tolong oleh Ji Soo untuk mencari kebenaran dari kasus-kasus yang sedang diselidiki. Biasanya ia akan menyentuh mayat, benda-benda berkaitan dengan kasus dan lain-lain. Pembunuhan seorang pria kemudian menjadi titik balik kisah, menyeret Lee An, Jae In, Ji Soo dan Seong Mo yang kini menjadi jaksa ke dalam pusaran masa lalu.

Baca juga: Review Extreme Job, most watched comedy film 2019 in South Korea

REVIEW
Dari awal hingga akhir cerita, HIP konsisten menyajikan kompleksitas emosi yang kuat. Dari hubungan Lee An dan Seong Mo yang bagaikan saudara, hingga kisah cinta An-Jae In, dan Ji Soo yang punya rasa suka sepihak pada Seong Mo. Lalu emosi para pemeran yang dalam jika berkaitan dengan peristiwa kebakaran bertahun silam.

Alurnya yang maju mundur juga dihidangkan dengan mantap. Biasanya di menit-menit awal kita akan diberi 'intermezzo', berupa potongan peristiwa masa lalu yang melengkapi cerita sekaligus mengungkap fakta-fakta kepada penonton.

Efek-efek editing, seperti saat An menyentuh orang atau benda, atau sedang menayangkan potongan kejadian, digambarkan secara apik dan sangat artistik. Lalu audio dan musik latarnya pas sekali dengan sisi misteri yang diusung, sukses membuatku terkadang mengecilkan volume biar ga dengar suara ngerinya. :D

Dan mungkin yang bikin drama ini spesial adalah ide cerita yang mengusung tentang psikometri. Yang kutahu belum ada drama atau film Korea yang mengusung tema ini. Kalau ada, komen dibawah yhaa :D

Laluuuuu..yang bikin hati ambyar adalah endingnya :(. Bagiku itu plot twist parah, meski banyak penonton jeli yang bilang udah banyak clue dari awal episode soal pelaku pembakaran sebenarnya. Dari awal, persepsi kita bakal digiring kalo pelakunya si A, tapi writer-nim secara tragis membalikkan itu semua, bahkan mengguncang emosi terdalam pemirsa. :( 
(Di bagian akhir aku bakalan kasih spoiler, tapi kalo ga mau baca di skip aja oke :D)

Nah kekurangannya adalah, potongan teka-tekinya menurutku terlalu kompleks. Jadi bener-bener diajak mikir, dan bagi yang nontoninnya ongoing kayak aku jadi kadang lupa-lupa inget. Satu sisi emang bikin seru dan penasaran, tapi kalau aku pribadi terlalu berat mikirnya euy hahaha.

Satu lagi yang kucatat ada di episode-episode akhir, pas lagi cari tempat persembunyian tersangka. Petunjuk-petunjuknya mudah, tapi eksekusinya dibikin ribet. Aku pribadi sebagai penonton seketika bisa nebak posisi tersangka dengan petunjuk itu, tapi para polisinya masih muter-muter analisis teori apalah-apalah yang justru tambah bikin pusing dan bikin drama ini kadang jadi lelet sekali. Mbok ya dibikin gampang aja..

SPOILER
Nonton beberapa episode terakhir HIP ini tuh bikin hatiku tersayat-sayat. Masih ga terima Ji Soo mati, padahal aku berharap dia punya happy ending bareng Seong Mo. Dan ga nyangka kalo Seong Mo yang justru jadi pelaku pembakaran :(. Aku suka bromance nya sama An padahal :(.

Sebagai fans nya Kang Geomsa, aku ikut sedih pas tau cerita masa lalunya. Selama ini dia berusaha menekan sisi obsesif di dirinya, agar ga jadi monster yang ga punya emosi seperti ayahnya. Nolak Ji Soo yang bilang suka berkali-kali, padahal dia sayang juga, cuma agar Ji Soo dan orang-orang yang dia sayang dan hargai ga berada dalam bahaya gegara sang ayah. Duh, pas dia nangis gegara inget Ji Soo itu lho bikin sedih banget :(

Dan selama ini, Seong Mo ngelakuin semua hal itu cuma punya satu maksud: biar ibunya lolos dari sang ayah dan kurungan yang gelap, lantas hidup bahagia. Iya, cuma itu.
Emosional banget ga sih alasannya huhuhu..



Komentar