Beranda

Langsung ke konten utama

A TIME CALLED YOU (2023): Romansa Time Travel yang Mengaduk-Aduk Emosi

Kalau kamu punya kesempatan memutar waktu, maukah kamu mengambilnya untuk reuni dengan orang yang kau sayangi? 

STORYLINE 
A Time Called You bercerita mengenai Jun Hee yang ditinggal mati kekasihnya, Yeon Jun. Perpisahan itu jadi hal yang paling ia sesali karena Yeon Jun mati ketika berusaha menyusulnya ke New York. 

Suatu kali, Jun Hee mendapat paket tanpa nama berisi kaset lama dan pemutarnya. Ia bingung namun penasaran. Di perjalanan pulang, Jun Hee mendengarkan lagu dari kaset tersebut, yang entah mengapa ternyata dapat membawanya time travel ke masa lalu. 

Di tahun 1998, ia bertemu dengan orang-orang yang berwajah sama, seolah dunia paralel benar-benar ada. Dari Nam Si Heon yang seperti Yeon Jun versi muda, hingga dirinya sendiri yang berdiam di tubuh siswi SMA berkepribadian jauh berbeda bernama Kwon Min Ju. 

Bertemu lagi dengan 'sosok' Yeon Jun tentu menyenangkan. Tapi apakah Jun Hee melakukan perjalanan waktu hanya demi sebuah reuni?

REVIEW 

Awal menonton, saya kira A Time Called You adalah drama romansa biasa tentang pilu dan bahagia Jun Hee saat Yeon Jun mati lalu bertemu lagi dengan sosok yang berwajah sama di tahun 1998. 

Benar beberapa episode awalnya kita dibuat bersemu dan jatuh cinta dengan karakter-karakter unik. Namun begitu terkuak sedikit demi sedikit alasan Jun Hee melakukan perjalanan waktu, drama berjumlah 12 episode ini ternyata menyajikan berbagai hal yang lebih kompleks daripada yang saya duga.

Siapa yang menyangka bahwa Jun Hee melakukan perjalanan waktu karena Min Ju menginginkannya? Padahal ia harus terjebak lama dalam dunia bawah sadar sebagai resikonya? 

Min Ju

Manusia, jika sudah putus asa, mampu melakukan apapun di luar batas-batas kemampuannya. 

Min Ju tak dikaruniai karakter se-bold Jun Hee. Ia sangat pemalu dan introvert layaknya siput dalam cangkang. Ia amat menyukai Si Heon namun tak punya keberanian cukup untuk mengajak si anak populer itu berkencan. Sekalinya berani, malah ditolak. Ia seolah dianggap ghaib hingga terkesan ditindas bahkan oleh keluarganya sendiri karena sangat pendiam. 

Bertahun-tahun hidup begitu, Min Ju sampai merasa bahwa ia tak layak ada di dunia sebab tak ada yang betul-betul menyayanginya. Ia ingin diperhatikan, disayangi, diinginkan. Ia tak mau lagi selalu ia yang berusaha menyayangi orang lain. Ia berharap, ada satu orang saja, yang mau memperjuangkan dirinya.

Si Heon

Keputusasaan dan tekad kuat itu, membuat Min Ju 'mengutus' Jun Hee untuk sementara menjelma wujud dalam tubuhnya. Sebab dengan kepribadian Jun Hee, hati Si Heon dapat dengan mudah ia curi. 

Namun, sesempurna apapun teori time-travel, akan selalu ada celah bernama takdir yang tak dapat dikontrol manusia. Seteliti apapun rencana Min Ju, ia tak bisa menghentikan Si Heon jatuh cinta pada sosok Jun Hee dalam tubuh Min Ju. Seolah bagaimanapun ia berusaha, Si Heon akan jatuh hati, lagi dan lagi pada Jun Hee. 

Mengetahui hal itu, diikuti dengan Si Heon yang sadar ada dua jiwa dalam tubuh Min Ju yang bertukar secara acak, Min Ju menggila. Ia berniat membiarkan Jun Hee tenggelam dalam rawa dunia bawah sadar dan berpura-pura menjadi Jun Hee untuk membuat Si Heon percaya. 

Sampai sini, kira-kira dua episode terakhir, saya sempat mengomel, "Apa-apaan drama ini? Kenapa ceritanya jadi tidak jelas? Romansa time travel kok ujug-ujug jadi perang psikologis Min Ju dengan dirinya sendiri? Kembalikan ritme awal dramanya! Kembalikan bickering gemas Jun Hee dan Si Heon! Kembalikan romansa manis Jun Hee-Yeon Jun!"

Masalah Min Ju yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri itu pun terasa dimelar-melarkan sampai saya gregetan sendiri. 

Ketika seseorang mengakhiri hidup, salah satu yang terpuruk adalah orang-orang terdekat. Sebab mereka akan terus menyesali, "mengapa aku tak tahu ia menderita?", "andaikan saja aku tahu lebih awal dan mencegahnya mati," dst.

Tapi...
Mungkin itulah pesan yang ingin disampaikan drama ini. 

Pesan penting untuk orang-orang yang putus harapan di luar sana. Pesan penting untuk kita agar mau berempati atas depresi yang diderita orang lain. Pesan penting, bahwa apapun, bagaimanapun beratnya keputusasaan itu, akan ada, setidaknya satu orang yang tak menginginkan kita berakhir dengan cara seperti itu. 

Saya yang sebelumnya protes, akhirnya menelan kata-kata sendiri. Sebab, Min Ju dengan pergulatan batinnya selama ini, pasti seputus asa itu hingga dia memutuskan untuk berhenti percaya pada dunia. Dibujuk oleh In Gyu yang jelas bilang ia menyukai Min Ju apa adanya pun, Min Ju tak luluh. Ia terlalu lelah dikecewakan hingga tak mau yakin lagi akan ada keajaiban. 

Setelah adegan tersebut selesai, saya terilhami oleh empati. Bahwa orang-orang yang benar-benar mewujudkan keinginannya mengakhiri hidup, adalah mereka yang telah melalui sebegitu kompleks perang batin. Terluka tak sengaja saja kita meringis, apalagi benar-benar berniat. Jiwanya sudah amat kosong hingga luka fisik pun tak jadi masalah.

Lantas dengan kesadaran ini, saya ikut lega ketika pada akhirnya Min Ju diselamatkan oleh sosok yang justru paling ia harapkan raibnya. Saya juga bahagia melihat ia pelan-pelan ditunjukkan, bahwa ia tak sendirian di dunia ini. 

TIME TRAVEL & CHEMISTRY MEMIKAT 

Jun Hee. Yeo Bin disini cantik luar biasa! 🥰 

Jeon Yeo Bin dan Ahn Hyeo Seop. 

Saya tak menyangka interaksi mereka bisa membuat saya mulas-mulas saking manisnya. Didukung dengan karakter Jun Hee dan Si Heon yang lovable, makin gemes lah chemistry nya. 

One of big spoiler: Si Heon juga time traveller. 

Si Heon dalam tubuh Yeon Jun, bersama kayu-kayu kecintaannya 😍

Jadi begini. 
Jun Hee time travel ke 1998, Si Heon jatuh cinta pada Jun Hee dalam tubuh Min Ju, setelah Min Ju mati bunuh diri ia ke Amerika, kembali ke Korea, kecelakaan bus dan kakinya pincang, ia masuk ke tubuh Yeon Jun yang berwajah sama, mencari Jun Hee sementara jiwanya bolak-balik antara masa lalu dan masa kini. 

Kesimpulannya, Yeon Jun yang ditangisi Jun Hee adalah Si Heon. Seperti siklus, yang memang jadi ciri khas time travel, rangkaian kisah ini tak akan utuh jika Jun Hee ataupun Si Heon alpa melakukan perjalanan waktu atau ada peristiwa yang tak terjadi. 

One of the best series couple's chemistry 2023! 🥰😚

Seperti misalnya, Jun Hee dan Yeon Jun tak akan bersama di masa depan kalau mereka tidak 'bertemu' di tahun 1998. Si Heon dalam tubuh Yeon Jun tentu tidak bakal repot-repot mencari Jun Hee dan membuat wanita itu jatuh cinta, dan seterusnya dan seterusnya. 

Jadi saat kemudian Jun Hee memutuskan untuk mencegah Min Ju mati di tahun 1998, ia harus menanggung resiko waktunya bersama Si Heon/Yeon Jun akan reset. Keduanya akan lupa, sebab tak pernah bertemu sebelumnya. 

Behind the Scene

Dan dari sekian drama Korea tentang time travel yang saya tonton, A Time Called You termasuk satu yang menyajikan teori tersebut dengan ringkas, padat dan mudah dipahami. Dibungkus dengan karakter-karakter unik, lagu latar dan sinematografi cantik, drama ini bisa jadi salah satu rekomendasi tontonan untuk menemani weekend-mu. 

PENUTUP 
Di masa-masa sekarang ini, ketika kesehatan mental jadi urgent, A Time Called You terasa aktual & relatable. Banyak orang punya konflik batin yang sama dengan Min Ju. 

Kesepian jadi teman akrab, ingin disayangi sebab rasanya orang-orang terdekat tak hadir, belum lagi kehidupan orang lain yang seolah lebih sempurna, yang dapat kita lihat dengan mudah di media sosial. 

Min Ju ingin dicintai, disayangi, hingga ia merasa hidupnya begitu menyedihkan karena tak ada satu pun yang 'memeluknya'. Ia berakhir membenci diri sendiri sebab menganggap ia tak cukup berusaha. "Kehidupanku begitu memilukan." Begitu ia berpikir berulang-ulang, setiap saat, apalagi ketika menyaksikan Jun Hee begitu mudah disukai orang-orang di sekelilingnya. 

Hadiah dari Jun Hee untuk Min Ju menurut saya: relasi pertemanan ❤

Padahal sesungguhnya bisa jadi pemikiran seperti itu kurang benar. 

Saya sangat suka dialog Jun Hee yang diucapkan untuk menghibur Min Ju di penghujung drama. 

"Kau benar, Min Ju. Kau sudah cukup berusaha. Tidak ada artinya menyuruhmu lebih berusaha. Kau semenderita itu dan sangat ingin menyerah bukan karena lemah dan depresi. Melainkan karena ekspektasi dan harapanmu terhadap dunia sangatlah banyak. Sebenarnya kau jauh lebih berjuang daripada orang lain karena dirimu dipenuhi harapan."

Salah satu alasan In Gyu suka Min Ju: penyayang kucing ☺

Lalu pelan-pelan pemahaman Min Ju mulai berubah. Dia mulai melihat dunia di sekitarnya dengan pandangan berbeda. Dia mulai membuka mata, bahwa sebenarnya ada satu orang yang selalu memerhatikannya lebih dari siapapun. Dia mulai menyadari In Gyu tak pernah absen berusaha memahami, mendekati dan mendampinginya. 

Lantas begitulah drama ini berakhir open ending, dengan Jun Hee dan Si Heon yang mulai lagi mencari takdir masing-masing. 

Semoga kita semua dapat senantiasa berbahagia! Jjang!

Keunggulan lainnya drama ini: Vibe 90-annya indah dan syahdu sekali! 😍



Where to Watch: Netflix
Zey's Review: 3.8/5




Komentar