Beranda

Langsung ke konten utama

[Catatan] Darimana Sikap Kurang Kritis Kita Berasal?


Mereka bilang meski mulut kita diam, pikiran kita berkelana kemana-mana. Random sekali kadang-kadang. 

Tulisan ini muncul karena pikiran random tersebut, setelah melihat postingan-postingan yang berisikan betapa negara lain sudah maju sejuta langkah sementara kita rasanya masih disitu-situ saja. 

Mudah termakan hoax, judgemental, tontonan yang masih banyak prank dan sensasi, kondisi negara yang bertambah tahun nggak jauh berbenah. Sementara orang-orang dari negara lain sudah mencanangkan hunian lain di luar Bumi. 

Analisisku tiba di kekurangkritisan. Tampaknya kita lebih banyak 'manut'nya ketimbang mempertanyakan dan mengkritisi hal-hal yang seharusnya dikomentari (disamping UU IT* tentu saja. Ups) 

Darimana sesungguhnya hal itu berasal? Dari kebiasaan yang tidak menerima perbedaan? Dari kritikan yang kita dapat ketika menyampaikan pendapat? Atau lebih jauh, dari kewajiban mematuhi perintah orangtua, guru, suami, bahkan Tuhan tanpa tendensi untuk berpikir kritis? 

Tapi Tuhan justru memerintah agar manusia berpikir dan merenung. DIA juga membolehkan tidak menuruti perintah suami atau orangtua jika melanggar perintah agama. 

Lantas, darimana kekurangkritisan ini berasal? Mungkinkah dari komplikasi ketidakpercayaan diri, hingga menginterupsi perbedaan yang ada pada orang lain, membuat lawan tak merasa bebas mengemukakan pendapat, lantas kebiasaan itu jalin-jemalin berlanjut hingga kini? 













Komentar